INDONESIA ITU LEMAH, BENARKAH?


081211_zakir


Oleh: Ahmad Mudzakir, S.Pd., M.Si.

Wakil Direktur Perguruan Islam Al Syukro Universal





Jika dibuat sejenis angket yang disebar ke seluruh warga negara Indonesia, dengan pertanyaan “Apakah Indonesia itu hebat?”, sangat dimungkinkan muncul beberapa jawaban. Bagi penggemar sepak bola yang baru saja kecewa atas kekalahan timnas di SEAGAMES, bisa jadi mengatakan Indonesia adalah negara lemah. Apalagi jika dikaitkan dengan dicaploknya pulau Sipadan Legitan beberapa tahun lalu oleh negara tetangga, maka semakin kuat keyakinan jika Indonesia negara lemah. Penilaian lain, bisa datang dari para pemerhati ekonomi, seperti halnya menyoal pertambangan PT Freepot di Papua. Penguasaan kekayaan tanah Papua yang sebagian besar justru dinikmati oleh negara asing, menunjukan bahwa Indonesia tidak dapat berbuat apa-apa, lemah, pasrah. Dominannya produk-produk elektronik dari Jepang, China dan Taiwan juga menunjukan, seolah-olah Indonesia hanya dininabobokan oleh asing sebagai negara pembeli. Impor pangan, intervensi asing dan sebagainya begitu nyata, dan seolah menggiring masyakarat untuk menyatakan bahwa negaranya adalah lemah.

Dalam sejarah perjalananya, Indonesia sesungguhnya tidak lemah. Indonesia memiliki kehebatan-kehebatan di masa lalu, yang perlu menjadi inspirasi untuk menjadi Indonesia hebat di masa kini dan mendatang. Sebut saja sejarah Majapahit dengan Gajah Madanya. Majapahit adalah sebuah kerajaan di Indonesia yang pernah berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga 1500 M, yang  mencapai puncak kejayaannya dan menjadi Kemaharajaan Raya yang menguasai wilayah luas pada masa kekuasaan Hayam Wuruk, yang berkuasa dari tahun 1350-1389. Kekuasaannya terbentang di Jawa, Sumatra, Semenanjung Malaya, Kalimantan, hingga Indonesia Timur, meskipun wilayah kekuasaannya masih diperdebatkan. Dalam berbagai literatur, peta kekuasaan Majapahit menjangkau sebagian Fhilipiha, Brunai Darussalam, Singapura, Malaysia dan Thailand. Dengan kecanggihan teknologi tanpa listrik, orang Indonesia sudah menjadi penguasa beberapa wilayah, termasuk beberapa negara tetangga yang tadi disebutkan. Gajah Mada telah menginspirasi penerusnya bahwa Indonesia mampu menjadi negara hebat.

Ketika pembukaan SEA GAMES di Palembang bulan November ini, masyarakat Indonesia juga diingatkan dengan sejarah kebesaran Kerajaan Sriwijaya. Sriwijaya adalah salah satu kemaharajaan bahari yang pernah berdiri di pulau Sumatera dan banyak memberi pengaruh di Nusantara dengan daerah kekuasaan membentang dari Kamboja, Thailand Selatan, Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa, dan pesisir Kalimantan. Kemaharajaan Sriwijaya bercirikan kerajaan maritim, mengandalkan hegemoni pada kekuatan armada lautnya dalam menguasai alur pelayaran, jalur perdagangan, menguasai dan membangun beberapa kawasan strategis sebagai pangkalan armadanya dalam mengawasi, melindungi kapal-kapal dagang, memungut cukai serta untuk menjaga wilayah kedaulatan dan kekuasaanya. Dari catatan sejarah dan bukti arkeologi, pada abad ke-9 Sriwijaya telah melakukan kolonisasi di hampir seluruh kerajaan-kerajaan Asia Tenggara. Sriwijaya berperan sebagai pengendali rute perdagangan rempah dan perdagangan lokal yang mengenakan biaya atas setiap kapal yang lewat. Lagi-lagi ini menunjukkan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia memiliki kehebatan-kehebatan.

Dalam sejarah dunia, dikenal juga kerajaan Mongol, Jengis Khan dan penerusnya, yang dengan kekejiaanya mampu menaklukkan negara-negara di Asia, Persia, Eropa, China. Ketika Kublai Khan (cucu Jengis Khan) berkuasa dan berniat menguasai Jawa, pasukan Mongol yang sangat terkenal kehebatanya itu ternyata mampu dikalahkan oleh kerajaan di Jawa, dan ini tercatat sebagai bagian dari kekalahan Mongol dalam menaklukan dunia. Betapa kerajaan besar dunia, Mongol saat itu, mampu dihadapi oleh orang-orang Indonesia. Sungguh hebat orang-orang Indonesia.

Saat ini Indonesia juga ditantang dengan sebuah temuan mengenai adanya kemungkinan sebuah Piramida tua di sebuah Gunung di Desa Sadahurip dekat Wanaraja Garut, Jawa Barat. Dugaan sementara bahwa di dalam gunung tersebut terdapat sebuah Pyramida yang usianya lebih tua dibanding Pyramida Mesir, yang dengan arti lain bahwa diduga Indonesia memiliki sejarah peradaban tua di dunia. Tentu ini masih dalam kajian, namun jika saja ini terbukti, lagi-lagi menunjukkan akan kehebatan nenek moyang bangsa Indonesia.

Tiga paragraf di atas bercerita tentang kehebatan nenek moyang Indonesia di zaman kerajaan-kerajaan. Bagaimana dengan Indonesia saat Revolusi dan Pasca Kemerdekaan. Tentu, pada fase ini, Indonesia juga menunjukkan kehebatanya. Setelah berabad-abad Indonesia dibawah koloni Belanda ditambah Jepang, seluruh elemen bangsa bersatu padu untuk merebut kemerdekaan. Nenek moyang kita adalah para pemberani yang hebat sehingga saat ini para penerusnya dapat menikmati kemerdekaan. Saat Papua masih dalam penguasaan Belanda saat itu, Indonesia juga begitu gigih untuk memasukkan Papua sebagai bagian dari Indonesia, dan setelah melalui usaha diplomasi maupun kekuatan militer, Papua pun menjadi bagian dari Indonesia. Pasca kemerdekaan, Indonesia menunjukkan giginya menjadi negara yang terus berkembang dan disebut sebagai Macan Asia.

Bukan hanya kegigihan dari para nenek moyang, Indonesia juga memiliki kehebatan sumber daya alam yang luar biasa. Indonesia memiliki lebih dari 17.000 pulau, memiliki lebih dari 500 etnik, lautan yang membentang, budaya yang sangat beragam. Bali merupakan ikon pariwisata dunia yang terkenal, Borobudur, Prambanan, dan yang paling terakhir, Pulau Komodo ditetapkan sebagai salah satu dari 7 keajaiban dunia. Saat ini Indonesia juga memiliki Master Catur Dunia, Petinju Cris John, pemain bulutangkis hebat, sebagai negara demokrasi yang diakui dunia, prestasi dunia, rendang sebagai makanan lezat dunia, juara umum SEA GAMES dan lain-lain. Sungguh hebat Indonesia.

Dari segi sejarah, kekayaan dan prestasi, kita patut berbangga dengan kehebatan-kehebatan itu, tetapi mengapa kita masih merasa jika Indonesia adalah lemah? 

Memang saat ini Indonesia masih dihadapkan pada berbagai persoalan, diantaranya Sumber Daya Manusia. Seperti dirilis REPUBLIKA (27 November 2011),  jika dibandingkan dengan lima negara besar di kawasan Asia Tenggara (ASEAN), kualitas manusia di Indonesia berada di posisi bawah.  IPM Indonesia hanya unggul jika dibandingkan Vietnam yang memiliki nilai IPM 0,593, atau Laos dengan nilai 0,524, Kamboja 0,523, dan Myanmar dengan nilai IPM 0,483. Singapura menduduki peringkat pertama di kawasan Asean untuk kualitas manusia dengan nilai IPM 0,866. Selanjutnya IPM Brunei Darussalam dengan nilai 0,838, disusul Malaysia dengan IPM 0,761, Thailand dengan nilai 0,682, dan Filipina dengan nilai 0,644.  IPM itu mengukur pencapaian pembangunan manusia pada suatu negara dalam tiga dimensi dasar yang tercermin dalam taraf pendidikan, kesehatan, serta kemampuan daya beli.

Saat ini Indonesia juga masih dalam posisi sulit untuk membangun tata kelola pemerintahan yang efektif. Korupsi masih menjadi kelemahan pemerintahan, dan pemberantasanya pun memerlukan kerja keras. Sistem otonomi daerah yang diniatkan untuk mendekatkan pelayanan publik, pada kenyataanya malah menyuburkan praktek korupsi di daerah-daerah. Kekuatan ekonomi Indonesia, penegakan hukum, kekuatan militer, kedaulatan pangan, kualitas pendidikan dan semua aspek dalam kehidupan di Indonesia saat ini memang belum membuat masyarakatnya puas. Masyarakat masih beranggapan bahwa negarannya masih carut marut, masih kalah diplomasi dengan asing, masih takut perang, masih belum bisa mengatur sistem pangan, dianggap masih tunduk dengan negara-negara lain. Tetapi akankah Indonesia terus lemah dan masyarakatnya tetap pasrah? Tentu tidak. Kita sungguh terinspirasi oleh kehebatan nenek moyang kita. Dan kita mampu untuk menjadi bangsa yang bersatu, bangsa yang bebas korupsi, bangsa yang birokrasinya profesional, bangsa yang moralnya terjaga, bangsa yang berdaulat, bangsa yang maju dalam semua aspek. Yang penting kita semua punya keinginan. Jika saja para pemimpin bekerja dengan tanggung jawab dan cerdas, semua elemen berbuat secara sungguh-sungguh dalam urusannya masing-masing, para para guru mencerdaskan muridnya, polisi menegakkan hukum seadil-adilnya, pengusaha menciptakan lapangan kerja sebaik-baiknya, teknokrat terus meneliti dan mengembangkan teknologi, semuanya menjaga moral dan kedekatan dengan Tuhan, maka kehebatan itu bukanlah sesuatu yang mustahil. Apakah kita harus tetap pesimis? Ayo buktikan!