KHUTBAH ‘IDUL ADHA 1432 H
NILAI-NILAI KEMULIAAN
IBADAH HAJI DAN IBADAH QURBAN

Penulis : Drs.H.Abd.Rahim Tabrani, M.Pd.
(Manajer Program Pendukung Perguruan Islam Al Syukro Universal)



اللهُ اَكْبَرُ. اللهُ اَكْبَرُ. اللهُ اَكْبَرُ.x٣  
اللهُ اَكْبَرُ كَبِيْرًا. وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيْرًا. وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلا. لااِلَهَ اِلا اللهُ. اللهُ اَكْبَر.ُولِلهِ الْحَمْدُ.
اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِي جَعَلَ الاَعْيَادَ رَحْمَةً وَضِيَافَةً لِعِبَادِهِ الْمُؤْمِنِيْنَ الْمُجَاهِدِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ.
اَشْهَدُ اَنْ لا اِلَهَ اِلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِيْنُ. اِلَهُ الاَوَّلِيْنَ وَالاَخِرِيْنَ.
وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرسُوْلُهُ الْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِِّلْعَالَمِيْنَ. اَلَّذِي اَخَي بَيْنَ الاَنْصَارِ وَالْمُهَاجِرِيْنَ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَي سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَي اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ.
اَمَّا بَعْدُ : فَيَا عِبَا دَ اللهِ, اُوْصِيْكُمْ وَاِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوااللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاتَمُوْتُنَّ اِلا وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

Hadirin dan hadirat jama'ah shalat ‘Idul Adha rahimakumullah

Dalam kesempatan yang mulia dan berbahagia ini, marilah kita memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah  SWT. yang selalu memberikan berbagai macam ni'mat-Nya kepada kita sekalian yang tak terhingga banyaknya, khususnya nikmat iman dan Islam. Sehingga pada hari yang penuh keberkahan dan kemuliaan ini, "yaumul hajjil akbar" kita dapat berkumpul besama-sama dalam pelaksanaan shalat Idul Adha 1432 H. di tempat yang kita muliakan ini.  Shalawat dan salam senantiasa kita sanjungkan kepada jungjungan Nabi besar Muhammad saw. yang telah memberikan petunjuk dan bimbingannya ke jalan kebenaran dan keselamatan, baik dunia dan akirat. Dengan banyak membaca shalawat kepada beliau, semoga pada hari kiamat nanti kita semua mendapatkan syafa'at beliau untuk memasuki syurga yang dijanjikan Allah SWT. Amin.

Kaum muslimin dan muslimat yang dimuliakan Allah SWT.

Pada   pagi   ini  kita    berkumpul   mengumandangkan   Takbir   membesarkan   Allah SWT, memujiNya, bertasbih kepadaNya.    Tiada yang  layak dipuji  kecuali hanya  Dia, Dia yang menghidupkan,  Dia yang mematikan,   Dia yang memberi rezeki.  Saudara-saudara  kita pagi  ini  berangkat  menuju  Mina  untuk  melempar    Jamratul   ‘Aqabah.   Semalam mereka bermalam di Muzdalifah.   Kemarin mereka seharian penuh berwuquf di ‘Arafah, menadahkan tangan kepada Robb memohon ampunnya, membukakan pintu rahmatnya. Kita yang berada di tanah air,   diganti Allah   dengan  puasa  ‘Arafah tanggal  9 Zulhijjah  yang Fadhilahnya dapat menghapuskan dosa kita tahun yang lalu dan insya Allah dosa pada tahun ini.

Dalam ajaran Islam ibadah haji merupakan satu-satunya ibadah dalam Islam yang pelaksanaanya hanya diwajibkan satu kali dalam seumur hidup bagi yang telah mampu melaksanakannya, karena ibadah haji sangat berbeda dengan ibadah-ibadah lainnya. Dalam pelaksanaannya, ibadah haji, wajib mengikuti syarat, rukun dn wajib haji yang telah diyentukan sehingga menjadi ibadah haji yang sempurna.

Dalam pelaksanaan ibadah haji sangat diperlukan  persiapan fisik dan mental yang prima, di samping itu juga diperlukan biaya yang tidak sedikit jumlahnya. Seluruh kaum muslimin, termasuk kita pasti  berharap, semoga Allah SWT. mengizinkan kita untuk dapat menunaikan ibadah ke tanah suci Mekah Al Mukarramah dan dapat berziarah ke makam Rasulullah saw. di kota Madinah Al Munawwarah, seperti yang tegah dijalani oleh saudara-saudara kita di tanah suci saat ini. Setiap orang yang beriman seperti kita, pasti merindukannya, bahkan bagi yang sudah pernah menunaikan ibadah haji sekalipun  masih berharap ingin dapat melaksanakannya lagi.

Dalam pelaksanaan ibadah haji, mulai dari niat, memakai pakaian ihram, wukuf di padang Arafah, bermalam di Muzdalifah, melontar jumrah di Mina, thawaf, sa'i, tahallul dan seluruh rangkaian ibadah haji itu, wajib dijalaninya dengan  penuh keikhlasan dan kesungguhan yang penuh, semata-mata untuk mendapat ridha Allah SWT. dan mendapat balasannya yang sempurna.


Begitu mulianya ibadah haji itu, dan balasannyapun sangat besar, yaitu syurga, maka ada beberapa hikmah penting yang bisa diambil dari pelaksaan ibadah haji tersebut, antara lain :

Pertama : Membuktikan kecintaannya Allah dan kebenaran ajaran-Nya, karena semenjak berangkat ke tanah suci dan sampai kembali lagi ke tempat tinggal asalnya, mereka selalu mengumandangkan kalimat-kalimat suci yang merupakan jawaban atas panggilan Allah SWT. yaitu ucapan :"Labbaikallahumma labbaik, labbaika laa syariika laka, innal hamda wanni'mata laka wal mulku, laa syariika laka.", memuji Allah SWT, dengan cucuran air mata kebanggaan, banyak membaca shalawat kepada Nabi  dan seterusnya. Di samping itu mereka juga membaca do’a, istighfar di tempat-tempat mustajab yang diiringi dengan pembacaan takbir, tahlil, tahmid, istighfar dan seluruh rangkaian ibadah haji.

Kedua : Sebagai sarana utama guna menjalin Ukhuwah Islamiyah antara umat Islam sedunia dalam satu  kesatuan akidah yang satu dan keterpaduan dalam gerak dan langkah membela seluruh ajaran-Nya. Karena dengan kesatuan dan keterpaduan itu kita akan disegani oleh orang-orang non Islam yang belum mendapat hidayah dari Allah SWT. Dan kekuatan apapun yang dapat merusak nilai-nilai kemuliaan Islam dapat kita patahkan ketika kita umat Islam bersatu padu dalam menjaga kekompakan, termasuk rencana jahat orang-orang kafir ( Yahudi dan Nasrani ) yang akan memadamkan cahaya Allah  di mika bumi ini,  dengan berbagai cara dan upaya yang mereka lakukan, seperti penjajahan politik, merebut kekuasaan, menguasai ekonomi, menebarkan fitnah, upaya pemurtadan dan sebagainya.

Sebagi umat Islam, khususnya kaum muslimin Tangerang Selatan  harus tetap waspada dan terus mempererat Ukhuwah Islamiyah sepanjang masa, untuk menjaga aqidah, keimanan dan keislaman kita sampai  kapanpun sepanjang masa.

Dalam Al-Qur'an Surat Al- Hujurat ayat 10 Allah SWT  menjelaskan:

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوااللهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ.

Artinya : '' Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu bersaudara, karena itu damaikanlah di antara saudara-saudaramu, dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mendapat rahmat''.

Ketiga : Umat Islam yang  diberikan kesempatan oleh Allah SWT beribadah haji, dia adalah sebagai tamu istimewaNya, dia mendapatkan keistimewaan yang sangat luar biasa, dia merupakan tamu yang sangat agung, sehingga apapun yang dia inginkan langsung dan pasti dikabulkan oleh Allah SWT.
Rasulullah saw. bersabda :

اَلْحُجَّاجُ وَالْعُمَّارُوَفْدُ اللهِ اِنْ دَعَوْهُ اَجَابَهُمْ وَاِنِ اسْتَغْفَرُوْهُ غَفَرَ لَهُمْ.

Artinya :"Orang-orang yang beribadah haji dan umrah mereka adalah tamu-tamu Allah SWT, ketika mereka berdo’a kepada-Nya, Allah langsung memperkenankan permintaan mereka, dan jika mereka meminta ampunan, Allah langsung mengampuni dosa-dosa mereka."

Dalam hadits yang lain Nabi Muhammad saw. Bersabda :

اَلْحَجُّ الْمَبْرُوْرُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ اِلَا الْجَنَّةَ.

Artinya :"Haji mabrur tidak ada yang balasannya, keculai syurga".

Keempat : Memperkuat ikatan sejarah, karena ibadah haji merupakan rangkaian sejarah panjang Nabi Ibrahim as, seorang Nabi yang sangat gigih dalam perjuangan menegakkan agama Allah di muka bumi ini. Perjuangan beliau sendiri mendapat dukungan penuh dari seorang istri yang sangat taat dan setia kepada suami. Nabi Ibrahim selalu siap dan sangggup berkorban dalam rangka menyambut panggilan Allah guna membuktikan kecintaannya kepada ajaran Allah.SWT.

Di samping itu ibadah haji dapat mendidik orang yang melaksanakannya untuk menjadi syuhada, siap mati dalam rangka memperjuangkan ajaran Nabi Muhammad saw. dan  kebenaran agama Islam. Sebab kematian itu pasti akan dialami oleh siapapun. Sedangkan orang yang telah melaksanakan ibadah haji paling tidak dia telah melatih dirinya untuk siap menghadapi kematian. Pakaian ihram yang dikenakannya merupakan gambaran kain kafan. Pelaksanaan wukuf di padang Arafah merupakan simbol dari pertemuan umat manusia di padang mahsyar untuk menerima keputusan Allah SWT. Apakah ia akan masuk syurga atau masuk neraka. Dengan demikian bila seorang berhaji telah menyadari hal ini, insya Allah dia akan selalu bersikap dan berprilaku yang terbaik, karena dia selalu terbayang-bayang dengan kematian. Sedangkan kematian bukanlah akhir dari segalanya., melainkan awal dari kehidupan yang sangat panjang pada hari akhirat kelak, dan kita sebagai seoarang muslim harus berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai kematian itu (husnul khatimah) dalam keadaan tunduk dan patuh terhadap perintah-perintah Allah SWT. yang dilandasi dengan keimanan dan  ketaqwaan yang sebenarnya Firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 102 :

يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوااللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاتَمُوْتُنَّ اِلا وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

Artinya :"Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa, dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan berserah diri kepada Allah (dalam keadaan Islam)."

Allahu Akbar – Allahu Akbar – Alalhu Akbar walillaahil hamd.

Kaum muslimin an muslimat yang berbahagia

Pada hari raya ini pula tak bisa dilepaskan dari peristiwa bersejarah ribuan tahun silam ketika   Nabi  Ibrahim as,   dengan    penuh   ketaqwaan,     memenuhi   perintah   Allah   untuk menyembelih  anak  yang  dicintai  dan  disayanginya,  Nabi Ismail as.   Atas kekuasaan Allah, secara  tiba-tiba  yang  justru disembelih  oleh  Nabi Ibrahim as  telah berganti  menjadi seekor kibas (sejenis domba yang gemuk dan besar). Peristiwa itulah yang kemudian menjadi simbol bagi  umat  Islam  sebagai  wujud  ketaqwaan seorang  manusia mentaati  perintah Allah SWT. Ketaqwaan Nabi Ibrahim kepada Allah swt diwujudkan dengan sikap dan pengorbanan secara totalitas, menyerahkan sepenuhnya kepada sang   Pencipta  dari apa yang   ia  percaya  sebagai sebuah keyakinan.

Betapa    beratnya   ujian   dan   cobaan   yang   dialami   oleh   Nabi Ibrahim AS. Beliau harus menyembelih  anak  semata  wayang,   anak yang sangat disayang.   Namun dengan asas iman, tulus ikhlas,  taat dan patuh akan perintah Allah AWT.  Nabi Ibrahim AS  akhirnya mengambil keputusan  untuk   menyembelih putra tercintanya Ismail,  beliau  memanggil putranya dengan
pangilan yang diabadikan dalam Al Quran Surat Ash Shaafaat (37) ayat 102,
Ash_Shaafaat_37_ayat_102

"Maka tatkala anak itu sampai pada umur sanggup berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirlah apa pendapatmu?” "Ia menjawab:" Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; Insya Allah kamu akan  mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar"

Ismail sebagai anak shaleh, senantiasa patuh kepada orang tua, tidak pernah membantah perintah  orang  tua,  setia membantu orang tua,  di antaranya membangun Ka’bah Baitullah di Makkah.

Dalam   konteks    sejarah,    di  mana   umat   Islam   menghadapi     berbagai   cobaan, makna pengorbanan amat luas  dan mendalam. Sejarah para nabi,  misalnya  Nabi Muhammad dan   para   sahabat   yang   berjuang   menegakkan   Islam    di   muka   bumi  ini  memerlukan pengorbanan.   Sikap Nabi  dan   para sahabat itu  ternyata  harus dibayar dengan pengorbanan yang teramat berat yang  diderita  oleh Umat Islam  di Mekkah ketika itu.  Umat Islam disiksa, ditindas,   dan   sederet  tindakan  keji  lainnya   dari   kaum  kafir quraisy.   Rasulullah  pernah ditimpuki  dengan  batu oleh  penduduk Thaif,  dianiaya  oleh  ibnu Muith,  ketika leher beliau dicekik dengan usus onta,  Abu Lahab dan Abu Jahal memperlakukan beliau dengan kasar dan kejam.  Para sahabat  seperti  Bilal ditindih dengan  batu  besar  yang panas di tengah sengatan terik  matahari siang,   Yasir dibantai,   dan seorang    ibu yang   bernama   Sumayyah,  ditusuk kemaluan beliau dengan sebatang tombak.

Tak hanya itu, umat Islam  di Mekkah ketika itu juga diboikot untuk tidak mengadakan transaksi dagang. Akibatnya,   bagaimana lapar  dan menderitanya  keluarga Rasulullah SAW. saat-saat diboikot oleh musyrikin Quraisy,   hingga beliau sekeluarga  terpaksa memakan  kulit kayu, daun-daun kering bahkan kulit-kulit sepatu bekas.

Sejarah  Nabi Yusuf as.  yang  disiksa  dan  dibuang  ke  sebuah  sumur  tua oleh   para saudaranya sendiri  adalah  bagian dari pengorbanan  beliau  menegakkan kebenaran.   Sejarah nabi Musa as yang mengalami tekanan,  tidak hanya dari Fir’aun,  tetapi juga kaumnya, adalah juga wujud dari pengorbanan beliau.Bahkan semua  Nabi dan Rasul dalam  mengemban  tugas mulia selalu mengalami berbagai penderiataan dan pengorbanan yang tak henti-hentinya.

Sebagai umat Islam yag ada di berbagai tempat yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji, seperti kita ini, namun ada hal yang tidak kalah pentingnya bagi kita, yaitu melaksanakan penyembelihan hewan qurban, yang dilakukan setelah kita melaksanakan shalat Idul Adha ini sampai tanggal 11, 12 dan 13 yang disebut hari-hari tasyriq.

Ibadah qurban disebut juga dengan udhiyah yang berasal dari kata dhaha yang berarti waktu dhuha, sehingga perintah pemotongan hewan qurban dilaksanakan setelah shlat Idul Adha, dan pada hari-hari tasyriq.

Setiap apa yang diciptakan dan diperintahkan oleh Allah SWT. pasti mempunyai maksud dan tujuan, baik bagi diri sendiri sebagai pelaku, maupun bagi orang lain, dan juga sebagai bukti ketaatan terhadap perintah Allah SWT. sebagai Sang Pencipta seluruh alam termasuk yang telah menciptakan kita.

Secara etimologi qurban berarti dekat. Sedangkan menurut terminologi qurban adalah memotong hewan ternak seperti unta, sapi, kerbau dan kambing (domba) dengan syarat-syarat tertentu, yang dilakukan pada hari nahar (hari raya Idul Adha) sampai tanggal 13 bulan Zul hijjah, dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.yang dilandasi ketaqwaan dan keihklasan..Dengan melaksanakan qurban sebagai wujud dari ketaqwaan dan keikhlasan terhadap titah Allah, akan membawa dampak pada kesadaran yang setulus-tulusnya dalam upaya menjalankan segala apa yang dititahkan dan selalu menjauhi segala apa yang tidak menjadi kehendakNya. Segala amal perbuatan manusia tergantung pada niat yang terbersit dalam kalbu, sehingga dengan ibadah qurban ini, manusia terdidik lahir dan batin, bahwa dalam melaksanakan segala perintah dan kewajiban sudah sepatutunya dilakukan dengan niat yang ikhlas untuk mencari keridhaan Allah SWT.

Dalam pelaksanaan ibadah qurban ini ada beberapa hikmah penting yang dapat dikemukakan, antara lain :

Pertama : Pembentukan keluarga dan rumah tangga yang dimuliakan Allah SWT. Untuk membentuk keluarga dan rumah tangga yang dimuliakan Allah ada beberapa unsur utama yang harus diperhatikan, yaitu : Bapak, Ibu dan Anak. Sebagai Bapak atau pimpinan tidak bertindak otoriter atau sewenang-wenang. Orang tua yang baik adalah orang tua yang mendidik anaknya dengan contoh dan ketauladanan. Seorang pemimpin yang baik akan ditiru oleh rakyatnya jika ia memberikan contoh perilaku yang baik. Seorang pemimpin tidak diikuti ucapannya, tetapi perilaku atau tindak tanduknya. Seorang pemimpin juga harus menjunjung nilai-nilai demokratis, tidak selalu memberikan perintah-perintah, tetapi juga harus mendengarkan aspirasi rakyatnya.

Peran sang  Ibu dalam mendidik sehingga melahirkan anak yang shaleh laksana sebagai  madrasah atau   sekolah   utama dan  pertama  bagi anak. Mulai dari kandungan banyak dibacakan ayat2 Qur'an. Dari peran Ibulah, karakter anak sholeh dapat terbentuk. Intensitas pertemuan yang cukup, memungkinkan penanaman dan sosialisasi  nilai-nilai normatif, akhlak, dan perilaku terpuji lainnya dapat terinternalisasi pada diri anak.

Banyak orang tua yang beranggapan bahwa pendidikan itu akan terbentuk hanya di sekolah-sekolah, jadi tidaklah perlu orang tua mengarahkan anak-anaknya di rumah, bahkan ada sebagian orang tua yang tidak tahu tujuan dalam mendidik anak. Sesungguhnya pendidikan di rumah sekalipun sering disebut sebagai sebagai pendidikan informal, bukan berarti bisa diabaikan begitu saja.
Orang tua harus memahami bahwa keluarga merupakan institusi pendidikan  yang  tidak kalah pentingnya dibandingkan institusi pendidikan formal.    Ini bisa    dimengerti  karena  keluarga merupakan sekolah paling awal bagi anak.   Di  keluargalah  seorang  anak  pertama kali  akan mendapatkan pengetahuan, pengajaran dan pendidikan.

Kedua : Memperkokoh hubungan seseorang yang melaksanakan ibadah qurban dengan ajaran Allah SWT. Sebagaimana arti qurban itu sendiri yang berasal dari kata qaruba, yang artinya dekat. Dan ibadah ini berarti ibadah yang bisa mendekatkan seorang muslim kepada Allah SWT. Taqarrub ilallah memang terbukti menjadi sangat penting, mengingat begitu banyaknya kemaksiatan dan kemunkaran yang berkembang akhir-akhir ini, yang melanda warga dan bangsa kita, sehingga perlu dilaksanakan operasi bersih secara total, salah satu penyebabnya karena manusia sudah banyak yang jauh dan meninggalkan perintah Aaallah SWT. Jauh dari Allah membuat orang tidak merasa dilihat oleh Allah, sehingga ia merasa bebas berbuat kemaksiatan  dan kejahatan menuruti hawa nafsu sesuai keinginannya.

Ketiga : Memeprkokoh rasa solidaritas dengan sesama muslim, sehingga dengan ibadah qurban ini seharusnya kesenjangan antara  yang kaya dengan yang miskin, yang senang dengan yang menderita, yang tejajah dengan yang merdeka dapat menikmati hidup bersama-sama secara baik. Kalau kita melihat saat ini banyak sekali masalah yang sedang dihadapi umat Islam, yang penyelesaiannya memerlukan adanya rasa solidartas yang tinggi sesama muslim. Begitu banyak masalah dunia Islam sekarang ini yang belum berhasil diperbaiki dan dipecahkan, karena kurangnya rasa solidaritas sesama umat Islam, muslim yang satu sama lainnya masih masa bodoh dan tak peduli sikapnya terhadap muslim lainnya, bahkan satu negara muslim dengan negara muslim lainnya tidak ada kontak sama sekali tentang nasib yang mereka alami, sehingga kondisi umat Islam di sebagian negara di dunia ini sangat memprihatinkan. Semoga ini semua tidak menimpa di negara yang kita cintai, sehingga kehidupan kita semakin baik dan terciptanya kehidupan saling menolong sesama umat Islam, khususnya dalam membangun kota Tangerang Selatan menjadi wilayah yang maju, modern religius Islami, aman, tenang, damai serta terciptanya kehidupan yang kita idam-idamkan bersama, yaitu "Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur "

Keempat : Menjadi bukti bahwa orang yang berkurban itu adalah orang yang taat kepada Allah dan RasulNya, apalagi dalam penghorbanan dengan harta, biasanya banyak orang yang merasa keberatan, karena memang seringkali manusia didominasi oleh rasa cintanya kepada harta dan kemewahan dunia. Bilamana dominasi dan kecintaan seseorang terhadap harta telah berhasil diatasinya, maka dia akan termasuk ke dalam kelompok orang-orang yang beruntung.
Allah SWT berfirman dalam surat At Taghabun ayat 16 :

فَاتَّقُوااللهَ مَااسْتَطَعْتُمْ وَاسْمَعُوْا وَاَطِيْعُوْا وَاَنْفَقُوْا خَيْرًا لاَنْفُسِِكُمْ وَمَن

يُّوْقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَاُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ

Artinya :" Maka bertaqwaaalah kamu kepada Allah menurut kesangupanmu, dengar dan taatlah, nafkahkanlah yang baik untuk dirimu, dan siapa yang dipelihara dirinya dari sifat kikir, merekalah orang-orang yang beruntung."

Dalam kaitan dengan perjuangan, kita sangat dituntut memiliki kemauan dan kesanggupan yang luar biasa untik berqurban dengan harta yang kita miliki, karena memang perjuangan itu tidak mungkin bisa berhasil dengan baik tanpa adanya pengorbanan. Namun yang paling penting bukan  besar dan kecilnya bentuk  pengorbanan kita itu, tetapi berkurbanlah yang sesuai dengan tingkat kemampuan maksimal kita yang dilandasi ketaqwaan keikhlasan yang tinggi. Allah SWT berfirman dalam surat Al Haj ayat 37 :

لَنْ يَّنَا لَ اللهَ لُحُوْمُهَا وَلا دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَي مِنْكُمْ.

Artinya: "Bukanlah dagingnya dan pula darahnya yang sampai kepada Allah. Tapi yang sampai kepada-Nya adalah pengabdian ( ketaqwaan) mu."

Kelima : Ibadah qurban juga dapat mendidik kita untuk menjadi orang yang pandai bersyukur kepada Allah SWT. Karena Allah sudah banyak memberikan nikmatNya kepada kita, yang tidak mungkin kita dapat menghitungnya. Oleh karena itu kewajiban bagi kta adalah mensyukurinya dengan cara menggunakan seluruh kenikmatan itu untuk mengabdikan diri hanya kepada-Nya.

Berqurban merupakan salah satu bentuk perwujudan rasa syukur kita kepada Allah SWT. Dalam surat Al Kautsar ayat 1 -3 Allah berfirman :

اِنَّا اَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانَْحَرْ. اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الاَبْتَرُ.ِ

Artinya : " Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu adalah dia yang terputus."

Inilah pula yang menjadikan penyebab mengapa orang yang memiliki kemampuan dengan harta tapi tidak mau brrkurban dengan menyembelih hewan qurban diancam oleh Rasulullah saw., dengan tidak boleh mendekati tempat shalat. yaitu masjid, sebagaimana sabda beliau.

مَنْ كَاَنَتْ لَهُ سَعَةً وَلَمْ يُضَحِّ فَلَا يَقْرَبَنَّ مُصَلانَا. ( رَوَاهُ اَحْمَدُ وَابْنُ مَاجَهْ)

Artinya : "Barangsiapa yag telah mempuyai kemampuan berqurban, dan dia tidak mau melaksanakannya, maka janganlah dia menghampiri tempat shalat kami." (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

Dalam konteks kekinian, pengorbanan umat Islam di berbagai belahan dunia terlihat nyata di Palestina, Kashmir, Thailand Selatan, dan Philipina Selatan. Dengan sikap dan keyakinan mereka terhadap Islam, mereka harus mengalami berbagai penyiksaan dan penindasan oleh penguasa. Umat Islam di Palestina menjadi gambaran betapa pengorbanan yang dipikul sangat berat. Mereka mengalami penyiksaan, penganiayaan, dan bahkan blokade di kawasan Jalur Gaza oleh Israel laknatullah. Akan tetapi, umat Islam di Palestina tidak ada kata menyerah. Mereka terus berjuang membela martabat dan kehormatan bangsa dan agamanya. Sama halnya dengan yang terjadi di kawasan lain dunia.

Dalam sejarah perjuangan bangsa, para pahlawan mengorbankan jiwa raga, harta benda untuk kemerdekaan bangsanya. Jenderal Sudirman harus keluar masuk hutan memimpin tentara Indonesia berjuang melawan Belanda.  Sikap para tokoh bangsa yang dipenjara, dibuang, dan disiksa adalah sebagai wujud dari keyakinan mereka akan kebenaran. Ribuan nyawa yang mati adalah pengorbanan mereka terhadap negeri ini.  Tentu saja, mereka berkorban atas dasar sikap yang mereka percaya sebagai sebuah kebenaran. Pengorbanan para pemuda di berbagai tempat di Indonesia menghadapi penjajah, adalah sebagai wujud dari sikap mereka mempertahankan kemerdekaan bangsa


Allahu Akbar – Allahu Akbar – Allahu Akbar walillaahil hamd.
Kaum muslimin dan muslimat yang dimuliakan Allah.

Setelah kita menyadari betapa besarnya hikmah melaksanakan ibadah haji dan ibadah qurban bagi kehidupan seorang muslim, maka sangat penting bagi kita untuk menjadikan kehidupan Nabi Ibrahim sebagai contoh teladan dalam kehidupan kita sekarang, terutama dalam membentuk keluarga Islami yag sesungguhnya. Demikian pula apa yang telah dicontohkan oleh Nabi kita Muhammad saw. sebagai penerus syariat Nabi Ibrahim as.

Nabi Ibrahim as. merupakan figur seorang suami atau bapak yang sangt sulit dicari tandingannya sebagai pemimpin rumah tangga, beliau tidak sekedar memberi sandang, pangan dan papan bagi keluarganya, tetapi jauh lebih penting dari itu adalah membentuk karakter keluarganaya, ini mengingat keluarga akan melahirkan anak-anak dan generasi yang shaleh. Keluarga sangat besar peranannya dalam pendidikan anak, bahkan keberhasilan anak sangat dipengaruhi oleh kondisi keluarga. Dalam hal ini seorang ayah dan ibu sangat besar peranannya dalam mengarahkan generasi yang dilahirkannya.

Siti hajar merupakan seorang isteri dan ibu idaman, yang bisa dijadikan figur ibu teladan di zaman sekarang, bahkan zaman mendatang sepanjang masa. Karena tebukti beliau dengan rela  hati dan tabah siap ditinggal oleh suaminya Nabi Ibrahim as.di Baitul 'Atiq (Mekah) suatu daerah yang waktu itu sangat gersang dan kosong tanpa penghuni. Di situ Siti Hajar membesarkan dan mendidik Ismail dengan penuh kasih sayang dengan pendidikan yang Islami dan penanaman akhlak yang mulia, beliau sangat memperhatikan perkembangan fisik dan jiwa Ismail, sehingga putranya itu memiliki jiwa yang bersih dan kepribadian yang mulia.

Kesabaran dan ketabahan Siti Hajar rupanya tidak hanya teruji untuk menghuni daerah yang tandus waktu itu, tetapi  juga ketika anak kesayangannya Ismail beranjak ke usia remaja dengan rela  harus disembelih oleh ayahnya sendiri Nabi Ibrahim as. atas perintah Allah SWT., dia rela bahkan sangat rela, sehingga syaitan yang selalu menggodanya diusir dengan berkali-kali timpukan batu yang saat ini menjadi simbol dalam melontar jumrah di Mina ketika pelaksanaan ibadah haji. Keteladanan Siti Hajar sangat penting untuk kita ambil pelajaran, apalagi pada saat sekarang ini di mana ibu-ibu dan kaum wanita banyak yang kehabisan cara dalam mendidik anak-anaknya, karena terlalu banyak kesibukan di luar rumah.

Ismail merupakan figur seorang anak dan generasi muda ideal. Kesalehannya tidak hanya karena dia dibentuk oleh ayah dan ibunya, tetapi memiliki kemandirian sikap dalam arti dia ingin menjadi saleh atau baik bukan hanya di depan ayah ibunya saja, tetapi di manapun dia berada, bagaimanapun situasi dan kondisinya dia selalu ingin menunjukan identitasnya sebagai orang yang bertaqwa. Dia ingin selalu menjaga kemuliaan keluarganya, sesuatu yang saat ini luntur di kalangan generasi muda kita yang cenderung berbuat semaunya dan seenaknya tanpa peduli akan merusak citra diri, martabat  dan kemuliaan keluarganya.


Generasi Nabi Ibrahim adalah generasi yang memiliki kebanggaan yang luar biasa terhadap Islam satu-satunya agama yang benar, menyatu sikap dan perilakunya dengan nilai-nilai Islam itu sendiri, memiliki jiwa kritis dalam memahami kebenaran, sehingga dalam kekritisan ini kebenaran yang sudah diyakini semakin kokoh dalam kepribadian, memiliki ilmu yang luas dan tidak pernah puas dalam mendapatkan ilmu itu, sanggup menghadapi resiko dari sikap dan jalan hidup yang ditempuhnya, bahkan sanggup berkurban dengan segala apapun yang dimilikinya demi tegaknya nilai-nilai kebenaran.

Dengan memahami keteladanan Nabi Ibrahim as. Siti Hajar dan putranya Ismail tersebut, bagaimana kita selaku umat Islam zaman sekarang ini bisa mengambil contoh teladan sebagai jalan terbaik untuk mencapai kemuliaan di dunia dan akhirat.

Mudah-udahan khutbah Idul Adha yang saya sampaikan ini banyak manfaatnya bagi kita semua untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada  Allah SWT. yang sesungguhnya dan mengikuti sunnah-sunnah Rasul-Nya,  dan insya Allah kita semua dapat diizinkan Oleh Allah SWT untuk dapat melaksanakan ibadah haji di kota suci  Mekah Al Mukarramah dan berziarah ke makam Nabi Muhammad saw. di kota Madinah Al Munawwarah. Dan seluruh jam'ah haji kita diselamatkan oleh Allah SWT. serta mendapatkan haji mabrur.  Amin ya Rabbal 'Alamin.


اَللهُ اَكْبَرُ- اَللهُ اَكْبَرُ – اَللهُ اَكْبَرُ – وَلِلهِ الْحَمْدُ
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاَنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِيْ وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الاَيَاتِ وَالذِّّّّكْرِالْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ, اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمَ.  اَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاَسْتَغْقِرُاللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ, فَاسْتَغْفِرُوْهُ, اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُالرَّحِيْمُ.